Articles

Read the articles about accounting,internal audit, tax, human resource,information and technology.

Efisiensi Modal Kerja Dengan Pendekatan Pareto

25 February 2016
Category: AUDIT
Penulis:         Rafis Muhatir D., S.E.
Efisiensi Modal Kerja Dengan Pendekatan Pareto

Persaingan dunia bisnis selalu meningkat dimana banyaknya pemain baru yang masuk di dunia bisnis ditambah dengan hadirnya MEA (Masakakat Ekonomi Asean) dimana competitor dari luar negri bias masuk dengan bebas ke indonesia. Untuk meningkatkan daya saing, perusahaan harus memiliki nilai lebih dan mampu menjalankan perusahaan dengan efektif dan efesien.

Sebagian besar perusahaan manufaktu dan dagang mengunakan sebgaian besar modal kerjanya untuk persedian baiak bahan baku maupun persedian barang dagangan, sehinga perusahaan harus membuat manajemen persedian yang efisin dan efektif agar persdian tidak terlalu banyak dan lama berada di dilam gudang agar tidak terjadinya penumpukan modal kerja dalam bentuk persediaan, melihat kondisi persedian yang banyak terjadi dimana 79,88% dari biaya persedian diserap hanya 11% jenis persediaan persediaan, 15,08% biaya persedian diserap 17% jenis persediaan, 5,04% biaya persedian diserap 71% jenis persediaan. 11% jenis persdiaan yang menyerap 79,88% dari biaya persedian harus memiliki waktu pemesanan yang lebih cepat agar biaya persediaan tidak tertahan lama.

Apa atau siapa Pareto?

Pareto adalah Insinyur Sipil asal Italia yang akhirnya menjadi dosen Ekonomi. Ia meneliti bahwa 80% kekayaan di Italia hanya dimiliki 20% penduduk kaya, prinsip nya dipakai oleh M Juran (ahli manajemen kualitas) menjadi prinsip manajemen kualitas bahwa berfokus pada 20% hal yang mempengaruhi 80% lainnya. Untuk itu berfokus pada 20% hal terpenting akan menghasilkan 80% performance pekerjaan. Prinsip itu turut “menempel” pada klasifikasi ABC

Klasifikasi ABC sebagai bentuk Pareto

Klasifikasi ABC adalah metode pembuatan grup atau penggolongan berdasarkan peringkat nilai dari nilai tertinggi hingga terendah, dan dibagi menjadi 3 kelompok besar yang disebut kelompok A, B dan C.

1.Kelompok A biasanya sejumlah 10-20% dari total persedian dan merepresentasikan 60-70% total nilai.

2.Kelompok B berjumlah 20% dari total persediaan dan merepresentasikan 20% total nilai.

3.Kelompok C biasanya berjumlah 60-70% dari total persediaan dan merepresentasikan 10-20% total nilai.

Pengelompokkan dengan menggunakan prinsip ini akan membantu perusahaan untuk bekerja lebih fokus pada persediaan yang bernilai tinggi (Kelompok A) dan memberikan kontrol yg secukupnya untuk elemen-elemen yg bernilai rendah (Kelompok C).

Prinsip ini juga dikenal dengan nama Analisa ABC (ABC analysis), dan dibuat berdasarkan sebuah konsep yang dikenal dengan nama Hukum Pareto (Pareto’s Law). Hukum Pareto menyatakan bahwa sebuah grup selalu memiliki persentase terkecil (20%) yang bernilai atau memiliki dampak terbesar (80%). Sebagai contoh, 20% dari total barang biasanya bernilai 80% dari total nilai inventori.

Hukum Pareto ini juga menjadi dasar bagi pengembangan Bagan Pareto (Pareto Chart). Bagan Pareto adalah salah satu dari 7 alat peningkatan kualitas (7 tools of quality) yang dikembangkan oleh J.M. Juran di tahun 1950. Dengan Bagan Pareto, penyebab atau segala hal yg mengurangi kualitas produk diurutkan dari yg paling penting ke yang paling kurang penting.

Berdasarkan penjelasan di atas, sepertinya istilah klasifikasi ABC inilah yang berkembang dalam konteks lingkungan bisnis, terlebih yang berhubungan dengan pembelian, inventori dan penjualan. Teknik klasifikasi ABC memfokuska kita pada klas A (10% hal yang menjadi penyebab 60% performance) dan cukup “memperhatikan” (tidak terlalu fokus dan mencurahkan SDM) pada klas B (20% yang menyebabkan 20% performance) serta sekedar “menjaga” klas C (70% hal yang menjadi penyebab 30% performance).

Apakah benar demikian?

Contoh kasus : Hasil analisi 79,88% dari biaya persedian obat diserap hanya 99 item obat, 15,08% biaya persedian obat diserap 152 item, 5,04% biaya persedian diserap 620 item. 99 item yang menyerap 79,88% dari biaya persedian obat harus memiliki waktu pemesanan yang lebih cepat agar biaya persediaan tidak tertahan lama.

   For Further Information, Please Contact Us!