Articles

Read the articles about accounting,internal audit, tax, human resource,information and technology.

BAGAIMANA PERAN AUDITOR INTERNAL DALAM MEMBANTU PERUSAHAAN MENGHADAPI KRISIS?

08 November 2019
Category: INTERNAL AUDIT
Penulis:         Ricky Richard Bua, SE., MM.
BAGAIMANA PERAN AUDITOR INTERNAL DALAM MEMBANTU PERUSAHAAN MENGHADAPI KRISIS?

Dalam beberapa perusahaan, internal audit seringkali memegang perananan penting. Diantaranya sebagai alarm yang dapat memberikan early warning kepada top management terkait dampak dari segala kemungkinan yang akan terjadi, termasuk kemungkinan terjadinya krisis. Bagaimana cara mencegah agar perusahaan tidak terkena dampak dari krisis? atau bagaimana cara perusahaan agar dapat menekan resiko-resiko yang dihasilkan daripada krisis tersebut?

Beberapa peran yang dapat dimainkan oleh internal audit dalam menghadapi krisis:

1.Evaluasi Sistem Pengendalian Internal

Sistem pengendalian internal adalah suatu usaha yang dilakukan perusahaan untuk menjaga dan mengarahkan perusahaan melakukan suatu kegiatan berdasarkan tujuan dan program yang telah dibuat perusahaan sehingga efisiensi dan kebijakan perusahaan dapat terpenuhi, baik dari segi organisasi, metode serta ukuran yang digunakan. Tujuan dilakukannya evaluasi terhadap SPI adalah untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur sehingga suatu pelaporan keuangan yang dihasilkan lebih akurat serta kegiatan operasional yang berlangsung sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Adapun unsur dari pengendalian internal sebagai berikut; Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas, sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberi perlindungan terhadap unsur laporan keuangan yang terdiri dari aktiva, utang, pendapatan, biaya, praktik yang sehat dalam pelaksanaan tugas dan fungsi setiap unit, dan yang terakhir karyawan yang berkompoten. Terus dilakukannya evaluasi terhadap sistem dan pengendalian internal secara berkala ini menunjukan keseriusan top management untuk menghindari resiko.

    2.Menerapkan Based Risk Audit

    Mengingat peran utamanya dalam memberikan early warming kepada top management maka audit berbasis resiko adalah cara awal yang dapat dilakukan oleh auditor internal suatu perusahaan untuk mendeteksi kemungkinan-kemungkinan resiko yang akan timbul baik dari segi financial, operasional, strategis atau regulasi. Manfaat lain dari dilakukannya based risk audit adalah membantu pihak yang terkait dalam mengidentifikasi kesalahan dalam laporan keuangan, serta meningkatkan kesadaran dalam mengidentifikasi dan mengukur risiko itu sendiri. Dalam peran ini terdapat tiga tahapan yang besar: Asesmen risk, yaitu tahapan yang digunakan untuk menentukan frekuensi, intensitas, dan waktu audit dengan cara mengidentifikasi, mengukur, dan menentukan prioritas risiko agar keterbatasan sumber daya dapat dialihkan ke area dengan bobot risiko yang lebih tinggi. Penyusunan program audit. Program audit adalah daftar terkait prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan seorang auditor internal, tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran terkait objek pemeriksaan itu sendiri. Dan Pelaksanaan program audit. Dalam melakukan program audit, seorang auditor internal harus memastikan bahwa tujuan bisnis sudah diterapkan secara efektif dan telah dikomunikasikan ke seluruh tingkatan dalam organisasi, dapat memberikan keyakinan bahwa manajemen bekerja sesuai dengan parameter risiko yang telah ditetapkan, melakukan evaluasi terhadap proses implementasi kerangka kerja penerapan manajemen risiko yang dapat memfasilitasi terjadinya perubahan dinamis perusahaan, memahami rancangan pengendalian dan ketepatannya yang berhubungan dengan tindakan pengendalian dilakukan secara konsisten sesuai dengan arah dan kebijakan perusahaan.

    3.Pencegahan Fraud

Fungsi lain dari seorang auditor internal adalah membantu manajemen dalam melakukan pencegahan (prevention), pendeteksian (detection) dan penginvestigasian (investigation) terhadap kemungkinan terjadinya fraud dalam suatu perusahaan. Institute of Internal Audit (IIA) mengartikan fraud sebagai suatu tindakan yang tidak diizinkan dan melanggar hukum yang ditandai dengan adanya unsur kecurangan yang disengaja. Fraud sendiri digolongkan dalam tiga kelompok, yaitu; Fraudterhadap asset yaitu penyalahgunaan terhadap asset yang dibagi menjadi dua yaitu asset berupa kas dan non kas. Fraud pada tahapan ini merupakan fraud yang paling mudah untuk dideteksi karena bersifat tangible (berwujud). Fraud terhadap laporan keuangan, pada fraud ini pelaku melakukan manipulasi terhadap laporan keuangan perusahaan. Korupsi, merupakan fraud yang paling sulit untuk dideteksi karena pelaku bekerja sama dengan beberapa pihak yang tentunya akan saling menguntungkan. Yang termasuk dalam tindakan korupsi misalnya,penyalahgunaan wewenang atau konflik kepentingan (conflict of interest), penyuapan (bribery), penerimaan yang tidak sah atau ilegal (illegal gratuities), dan pemerasan secara ekonomi (economic extortion).

Dampak dari krisis bisa terjadi kapan saja. Oleh sebab itu pemerintah Indonesia diminta untuk siap menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi. Tidak hanya pemerintah, warming juga ditujukan kepada perusahaan. Mengingat dampak dari krisis yang paling nyata adalah banyaknya perusahaan yang akan mengalami kemerosotan dari segi financial atau bahkan gulung tikar dikarenakan terus meningkatnya biaya operasional, sedangkan pendapatan dari perusahaa kian menurun. Pada kondisi seperti inilah pernanan internal audit dalam memberikan early warming sangat dibutuhkan perusahaan sehingga dapat menghindari atau meminimalisir dampak dari resesi itu sendiri, seperti dengan melakukan evaluasi terhadap pengendalian internal, menerapkan based risk audit sampai kepada pencegahan kemungkinan terjadinya fraud dilingkungan perusahaan.

   For Further Information, Please Contact Us!