Articles

Read the articles about accounting,internal audit, tax, human resource,information and technology.

HERO MEMBENTUK EMPLOYEE WELL BEING DI PERUSAHAAN

16 August 2019
Category: HUMAN RESOURCE
Penulis:         Mega Madya Karlina Sari, S. Psi
HERO MEMBENTUK EMPLOYEE WELL BEING DI PERUSAHAAN

Seiring perkembangan zaman persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat, sehingga perusahaan memerlukan sarana prasarana penunjang yang canggih dan modern untuk menjalankan proses bisnisnya. Adanya sarana prasarana penunjang yang canggih tetap perlu ditunjang dengan sumber daya manusia sebagai motor penggerak proses bisnis pada perusahaan, oleh sebab itu perusahaan membutuhkan kinerja karyawan yang unggul untuk dapat berjuang dan memenangkan persaingan dengan competitor. Untuk dapat meningkatkan kinerja karyawan, hal yang paling utama dan memiliki pengaruh terhadap diri karyawan adalah kondisi kesejahteraan karyawan (Employee Well Being).

Employee Well Being adalah deskripsi personal yang menggambarkan kebahagiaan, keseimbangan antara emosi positif, emosi negatif, dan evaluasi global (Wright dkk, 2007). Karyawan yang memiliki kesejahteraan tinggi akan lebih kooperatif, tepat waktu, efisien dan memiliki tingkat absensi yang rendah (dalam Anindiati, 2014). Employee Well Being dapat dilihat melalui dua tolak ukur yaitu terdapat rendahnya tingkat pegawai resign dan tingginya tingkat capaian kinerja karyawan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa employee well being menjadi moderator hubungan antar kepuasan kerja dengan kinerja jabatan. Para karyawan memiliki level well being rendah akan cenderung untuk memilih meninggalkan organisasi sebagai akibat dari ketidakpuasan.

Terdapat 3 (tiga) pendekatan dalam melihat employee well being yaitu: Subjective well being berupa kepuasan hidup yang dipengaruhi oleh faktor kepribadian seseorang, Workplace well being berupa kepuasan dalam bekerja yang bisa disebabkan oleh faktor lingkungan dan social kerja, serta Psychological well being yakni berupa penerimaan diri, hubungan yang positif dengan orang lain, otonomi, tujuan-tujuan hidup, serta pertumbuhan personal.

Perusahaan dapat membentuk employee well being dengan memberdayakan sumber daya psikologi (psychological capital/Psycap) melalui H E R O (Hope, Optimism, Resiliency, Optimism).

  • Hope. Memberikan dorongan dan peta jalan untuk dapat terus produktif memberikan kontribusi yang nyata bagi organisasi
  • Self-eficacy. Mengacu pada keyakinan individu mengenai kemampuan untuk sumber daya kognitif, memobilisasi motivasi dan tindakan yang diperlukan agar berhasil melaksanakan tugas dalam konteks tertentu. Percaya diri yang rendah, dapat ditingkatkan melalui pelatihan dan pengembangan, dan percaya diri yang makin meningkat akan menghasilkan kinerja yang meningkat pula.
  • Resiliensi. Perjalanan yang panjang, proses rumit di mana kompetensi dikembangkan setiap kali berinteraksi dengan lingkungan sehari-hari yang ditandai dengan perubahan dan ketidakpastian yang terus menerus. Manfaat resiliensi dalam dunia kerja ini mampu mengubah ancaman berupa risiko, ketidakpastian, keletihan fisik dan emosi menjadi kesempatan untuk bertumbuh, berkembang, dan meningkatkan kemampuan untuk beradaptasi demi perubahan yang lebih baik.
  • Optimisme. Kekuatan berpikir positif. Dampak positif daripada optimisme mempengaruhi kesehatan fisik dan psikologis, karakteristik ketekunan, prestasi, dan motivasi yang menyebabkan keberhasilan di bidang akademik, olahraga, politik, dan pekerjaan lainnya.

Begitu besar pengaruh dari employee well being, maka hal ini menjadi catatan bagi pimpinan organisasi untuk mengambil langkah dan kebijakan strategis dalam rangka mengupayakan dan mengelola tumbuh kembangnya employee well being pada pegawai mereka. Beberapa pendekatan dapat dilakukan seperti melalui program yang terstruktur dan terencana maupun yang hanya sifatnya temporal.

   For Further Information, Please Contact Us!