Articles

Read the articles about accounting,internal audit, tax, human resource,information and technology.

Audit Budaya Bagi Unit Internal Audit: Suatu Pekerjaan Berat Terhadap Hal Yang “Lunak”

20 April 2019
Category: INTERNAL AUDIT
Penulis:         Ipma Rahman Yudanto, S.E.
Audit Budaya Bagi Unit Internal Audit: Suatu Pekerjaan Berat Terhadap Hal Yang “Lunak”

Sebagai pelaku bisnis tentu kita sudah sangat tidak asing dengan kasus Enron, WorldCom dan lain sebagainya. Walaupun kasus-kasus tersebut berada di Amerika Serikat, namun peristiwa itu sangat mungkin terjadi pada setiap perusahaan. Para ahli keuangan bertanya-tanya bagaimana sistem pengawasan yang dirancang untuk mencegah terjadinya kejahatan seperti ini bisa gagal sama sekali. Pertanyaan yang terlontarpun tidak hanya sebatas “Di manakah keberadaan board dan executive management?” namun juga pertanyaan, “Di manakah fungsi internal audit?” Lebih dari masa lalu, internal audit kini dihadapkan pada sebuah tantangan dan sebuah peluang sekaligus. Internal audit berada pada posisi yang unik untuk memberikan nilai kepada perusahaan dengan melakukan pekerjaan yang berat terhadap hal yang ‘lunak’, yaitu melakukan audit terhadap budaya. Menurut Angela Witzany, Senior Vice Chairman the IIA International Board of Directors, melakukan audit budaya harus menjadi bagian dari setiap penugasan audit dan memberikan sebuah dasar secara berkelanjutan kepada perusahaan untuk memantau serta mendorong para internal auditor untuk mencari tanda-tanda peringatan dini.

Mengapa Budaya Harus Menjadi Bagian dari Penugasan Audit?

Perilaku dan tingkah laku yang tidak etis pada akhirnya akan menempatkan sebuah perusahaan pada risiko dan dapat menjadi penyebab dari kegagalan-kegagalan pencapaian tujuan perusahaan. Hal apapun yang dianggap sangat menentukan bagi keberhasilan sebuah perusahaan harus diperiksa secara menyeluruh dan konsisten. Mengaudit budaya mendukung dihasilkannya nilai bagi pemangku kepentingan dengan mendorong organisasi-organisasi untuk mengelola risiko secara proaktif dan segera mengoreksi kegagalan-kegagalan pengendalian internal sebelum keadaan menjadi semakin buruk. Demi dapat menjalankan fungsi “peringatan dini” ini, audit budaya tidak cukup dilakukan sekali dalam setahun. Audit seperti ini harus menjadi bagian dari setiap penugasan audit, memberikan kepada organisasi sebuah dasar yang berkelanjutan untuk memantau serta mendorong para auditor internal untuk mencari dan merumuskan adanya pola kecenderungan-kecenderungan dan kemiripan-kemiripan tertentu yang mempunyai makna. Meskipun budaya sering dianggap sebagai sebuah “pola pikir” yang berpengaruh di perusahaan secara keseluruhan, budaya juga merupakan sebuah gejala lokal yang dapat berbeda menurut daerah, cabang, departemen, dan/atau sebagainya. Penilaian yang teratur dan terus-menerus terhadap budaya khususnya bisa bermanfaat bagi organisasi-organisasi yang beroperasi di beberapa wilayah hukum. Budaya menunjukkan dirinya secara lokal sementara karyawan-karyawan di lokasi-lokasi atau daerah-daerah yang jauh mungkin ragu untuk mengontak kantor pusat untuk melaporkan masalah-masalah yang berkaitan dengan budaya atau etika. Diskusi-diskusi yang terbuka tentang budaya dapat memastikan adanya pemahaman yang luas tentang perilaku-perilaku yang diharapkan dan mendorong adanya pelaporan. Hasil-hasil dari penilaian dapat membantu mereka di setiap wilayah hukum yang bertanggung jawab untuk menangani masalah-masalah budaya. Bagaimana sebuah budaya lokal mendukung atau berbeda terhadap budaya organisasi secara keseluruhan adalah penting untuk dipahami dan ditanggulangi, bila bermasalah.

Bagaimana unit internal audit dalam mengukur budaya?

Internal auditor harus memiliki keyakinan bahwa aspek budaya dalam penugasan audit telah disesuaikan dengan budaya perusahaan dan aspek ini fokus pada ruang lingkup budaya yang spesifik, berbagai peluang budaya, dan juga tantangan yang ada. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:

    1.Tingkat Kepuasan/ Pendapat

    Persepsi karyawan mengenai kode etik berikut pentingnya ketaatan terhadap kode etik dalam perusahaan.

    2.Pelatihan

    Ketersediaan Program pelatihan yang komprehensif bagi karyawan baru dan karyawan yang berpengalaman, telah sesuai dengan peran karyawan yang bersangkutan dalam organisasi.

    3.Ketaatan

    Perlindungan atas status penyampai pesan (whistleblower) berikut dengan hak-haknya.

    4.Praktik, Insentif dan Penegakan Permasalahan Sumber Daya Manusia

    Kesesuaian dan konsistensi dari sanksi atau pelanggaran kebijakan.

    5.Indikator Bukti dari Soft Control

    ·Kompetensi –– mudah untuk diimplementasikan dan dipelajari

    ·Kepercayaan dan keterbukaan –– bekerja secara kelompok, saling mendukung dan saling bekerja sama untuk menyelesaikan permasalahan

    ·Kepemimpinan yang kuat –– mampu memberikan arahan dan memimpin organisasi

Bagaimana Unit Internal Audit Mengaudit Budaya?

Sebagai bagian dari penugasan audit, permintaan untuk penilaian budaya bagi internal auditor dilaksanakan dengan teknik yang sama dengan penugasan audit lainnya. Penilaian ketaatan terhadap standar dan prinsip, penggunaan teknik interview yang berwawasan, penerapan prosedur investigasi yang fokus dan juga tujuan penugasan yang memadai. Kredibilitas dan kepercayaan dari karyawan adalah hal yang terpenting untuk mendorong karyawan dapat terbuka selama proses penugasan. Keterampilan berkomunikasi yang baik khususnya dengan manajemen dari area/unit yang bermasalah adalah hal yang sangat diperlukan setidaknya tidak bersifat konfrontatif dan dalam suasana yang saling bekerja sama. Hal-hal yang dibutuhkan dalam hal pemahaman budaya dalam tiap penugasan antara lain:

    1.Peningkatan Ketersediaan Sumber Daya

    2.Review atas Hasil Survei Penugasan Karyawan atau Metode Penilaian Lain yang Digunakan untuk Mengukur Kepuasan Kerja dan Penilaian Kinerja

    3.Dukungan yang Senantiasa Diberikan oleh Board, Komite Audit dan Eksekutif

    4.Membuat Dua Hal yang Terpisah Namun Keputusannya Saling Berkaitan

    5.Melatih Staf

    6.Mensupervisi Auditor Secara Dekat untuk Memastikan Bahwa Materi yang Bersifat Subyektif

   For Further Information, Please Contact Us!