Articles

Read the articles about accounting,internal audit, tax, human resource,information and technology.

Just In Time, Sistem Produksi Terefisien

23 February 2019
Category: MANAGEMENT SYSTEM
Penulis:         Vincent Yofieanto, S.Ak.
Just In Time, Sistem Produksi Terefisien

Dalam suatu proses produksi diperlukan adanya prosedur untuk mengefisiensi biaya yang dikeluarkan sehingga profit yang didapatkan juga menjadi maksimal. Salah satunya adalah Just In Time (JIT). Sistem produksi ini pertama kali muncul dari negara Jepang sekitar tahun 1970 karena adanya kekhawatiran di Industri saat itu. Kekhawatiran tersebut muncul karena negara Jepang sendiri secara geografis tidak terlalu menguntungkan untuk berindustri, ketergantungan energi dan bahan baku impor juga tinggi serta faktor keterbatasan sumber daya alam. Sedangkan pada saat itu negara-negara barat sudah memulai revolusi industri 3.0, hal tersebut yang mendorong negara Jepang untuk menciptakan produk yang bermutu tinggi dengan biaya produksi seminimal mungkin sehingga memperoleh profit maksimum sehingga industri di negara Jepang mampu bersaing dengan negara-negara barat.

Sistem produksi ini pertama kali diperkenalkan oleh Toyata Motor Company guna mengurangi 3 dari 7 pemborosan yang dialami oleh Toyota. Pemborosan tersebut adalah produksi berlebih, kekurangan persediaan dan adanya waktu tunggu. Tujuan Toyota menerapkan sistem ini adalah mengurangi inventory sampai pada tingkat minimum (zero inventory orientation). Dengan menggunakan sistem produksi ini, semua persediaan bahan baku yang akan diolah menjadi barang jadi harus tiba tepat waktunya dengan jumlah yang tepat juga. Semua barang jadi juga harus siap diproduksi sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan oleh pelanggan pada waktu yang tepat pula. Dengan demikian, tingkat persediaan bahan baku, bahan pendukung, komponen, bahan setengah jadi dan barang jadi akan dijaga pada tingkat atau jumlah yang paling minimum, sehingga perusahaan dapat mengoptimalkan cash flow dan menghindari biaya-biaya yang terjadi akibat kelebihan atau kekurangan bahan baku.

Secara umum tujuan strategis dengan menerapkan strategi JIT dalam proses bisnis ini adalah untuk:

    1.Meningkatkan efisiensi produksi, efisiensi produksi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara termasuk mendesain pabrik sedemikian rupa agar mempercepat proses produksi dan berjalan dengan aman

    2.Meningkatkan daya kompetisi, dengan produksi yang semakin efisien berarti juga terdapat adanya penurunan biaya dan memungkinkan untuk perusahaan tetap bertahan dalam persaingan pasar

    3.Meningkatkan mutu barang, agar semakin barang yang diproduksi semakin bermutu maka yang harus dilakukan adalah membina hubungan dengan supplier barang sehingga memungkinkan melakukan pengendalian mutu suku cadang atau komponen dengan lebih murah dan lebih handal.

    4.Mengurangi pemborosan, pada dasarnya dengan semakin meningkatnya barang-barang baku atau barang pembantu maka semakin kecil juga waste yang ada.

Untuk mencapai keempat tujuan tersebut perusahaan harus mengeliminasi atau mengurangi persediaan, meningkatkan mutu, mengendalikan aktivitas dan memperbaiki kinerja.

Ketika menerapkan JIT, diperlukan integrasi dari bagian pembelian, produksi sampai dengan penjualan. Bagian penjualan harus mencatat setiap penjualan yang dilakukan secara periodik sehingga dapat merencanakan pembelian material-material produksi. Sedangkan bagian pembelian yang telah menerima catatan penjualan periodic tersebut dapat menjadwalkan pengadaan barang dengan cara tertentu sehingga penyerahan dapat segera dilakukan untuk memenuhi permintaan atau penggunaan. Sedangkan bagian produksi harus dapat menjadwalkan produksi sebuah produk dengan tepat waktu, mutu yang hadal, dan jumlah yang sesuai dengan yang diperlukan sehingga dapat memenuhi permintaan pelanggan.

Bagian pembelian yang menerapkan JIT dapat mengefisiensi waktu dan biaya dengan cara mengurangi biaya negosiasi dengan pemasok, mengeliminasi atau mengurangi kegiatan dan biaya yang tidak bernilai tambah dan mengurangi waktu dan biaya untuk program quality control. Sedangkan bagian produksi dapat mengurangi waktu dan biaya produksi dengan cara mengurangi atau meniadakan work in progress dalam setiap workstation, mengurangi atau meniadakan lead time produksi, mengurangi biaya set up mesin pada setiap tahapan pengelolaan, dan menekankan pada penyederhanaan pengelolaan produk sehingga aktivitas produksi yang tidak bernilai tambah dapat dieliminasi.

Dibalik penggunaan sebuah sistem pasti terdapat kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan penggunaan JIT. Keuntungan menggunakan JIT yang pertama adalah seluruh sistem yang ada dalam perusahaan dapat berjalan lebih efisien, kedua biaya yang dikeluarkan akan lebih sedikit, ketiga barang yang telah di produksi tidak harus selalu dilakukan pemeriksaan karena sudah terjamin mutunya, dan keempat tentunya profit yang didapat juga lebih tinggi sehingga dapat dialokasikan untuk keperluan lain. Sedangkan kekurangan dari sistem JIT ini adalah tingkat order ditentukan berdasarkan permintaan historis. Apabila permintaan naik melebihi rata-rata perencanaan historis maka inventori akan habis dan mempengaruhi tingkat pelayanan konsumen.

Pada dasarnya setiap industri manufaktur memerlukan adanya sistem produksi yang tepat. Selain Toyota, JIT sendiri sudah diterapkan oleh berbagai perusahaan di dunia. Dengan menerapkan JIT ini akan membuat proses produksi semakin efisien dan tentu saja dapat mengurangi berbagai biaya-biaya yang seharusnya tidak perlu dikeluarkan oleh perusahaan. Tetapi dalam menerapkan JIT benar-benar diperlukan perencanaan yang matang dan sangat terperinci agar dapat mencapai orientasi zero inventory. Tentu saja penerapan itu diperlukan kerja sama dari hulu ke hilir dalam suatu proses produksi.

   For Further Information, Please Contact Us!