Articles

Read the articles about accounting,internal audit, tax, human resource,information and technology.

MEMAHAMI DAN MENYIKAPI PIMPINAN YANG TIDAK KONSISTEN

16 November 2018
Category: SECRETARY
Penulis:         Devi Aprilia, A.Md.
MEMAHAMI DAN MENYIKAPI PIMPINAN YANG TIDAK KONSISTEN

Pimpinan adalah orang terpenting dalam suatu perusahaan karena ditampuk pimpinan lah, roda kemajuan perusahaan dapat berputar, selain kemampuan leadership dan etika bisnisnya. Namun pimpinan umumnya terlalu sibuk dengan urusan dan problematikanya sendiri, karena banyak hal strategis yang harus dipikirkan untuk memajukan bisnisnya. Bukan rahasia umum jika sekretaris adalah garda utama untuk membantu meringankan pekerjaan pimpinan. Salah satu contoh tugas umum sekretaris adalah menjadi jembatan komunikasi antara pimpinan dengan karyawan.

Untuk menjadi seorang sekretaris yang professional, kita harus mengetahui banyak hal dari pimpinan kita mulai dari karakteristik, watak bahkan sampai mood nya. Cara bekerja, sifat, kebiasaan dan hal-hal lainnya yang berhubungan denganPimpinan, harus kita kenali dan pelajari dengan detail, agar nantinya kita mampu mengikuti ritme kerja pimpinan dengan baik.

Tetapi tidak jarang kita memiliki pimpinan yang memiliki sifat-sifat atau kebiasaan buruk, karena tentunya kita tidak bisa memilih, akan mendapatkan pimpinan seperti apakah ketika kita memutuskan untuk bergabung disuatu perusahaan. Misalnya pimpinan yang wataknya tidak konsisten. Terkadang mengatakan A, tetapi bisa saja pada siang hari akan menjawab B. Contohnya dalam mengambil suatu keputusan, pada saat mendesak akan mengatakan “iya”, tetapi ketika ditanya dan terjadi masalah atas keputusannya, dia akan menghindar dan menjawab “tidak”. Atau juga bisa terjadi ketika pimpinan membuat suatu kebijakan tertentu yang hanya berlaku untuk satu dua orang, sehingga menimbulkan kecemburuan. Untuk beberapa karyawan yang dianggap istimewa, beliau akan menutup mata dengan apa yang dikerjakan oleh orang tersebut, dan meskipun melakukan kesalahan, pasti tidak akan dihitung terlalu berat.

Jika kita sendiri yang menghadapi hal tersebut dengan sikap tidak professional, pasti akan menjadi beban untuk diri sendiri bahkan menjadi stress. Apakah masalah ini bisa diatasi? Biasanya, hal karakter susah dirubah. Tetapi kita sebagai sekretaris harus bisa menjadikan pimpinan kita berubah ke arah yang lebih baik agar kerjasama antara sekretaris dengan pimpinannya juga tidak terkendala dan bisa mencapai tujuan bersama.

Berikut hal yang bisa dilakukan agar kita sendiri tidak termakan oleh situasi yang sulit ketika pimpinan sudah mulai tidak konsisten:

    1.Selidiki mengapa pimpinan tidak konsisten

    Hal ini bisa merupakan kebiasaan atau memang sifat bawaan. Tetapi pasti ada sebab dan maksud dari sikap seseorang. Biasanya pimpinan mempunyai maksud dan tujuan dalam mengambil keputusan. Jadi, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa maksud dari keputusan yang diambil dan selalu ingatkan risiko yang bisa ditimbulkan atas keputusannya apakah bisa diterima seluruh lini karyawan atau hanya menguntungkan beberapa pihak saja.

    2.Memelihara ketekunan dalam bekerja

    Jika pimpinan kita mempunyai watak tidak konsisten, bukan berarti kita juga ikut tidak konsisten dalam berkata dan mengambil keputusan. Kita harus selalu dalam jalan yang benar dan tekun menjalaninya. Untuk dapat bertahan, hal ini merupakan satu kunci dan kita harus ingat apa yang menjadi goal utama dalam bekerja.

    3.Berpikir positif dalam menyelesaikan masalah

    Hal positif adalah energi yang baik dari dalam diri kita untuk menangani watak pimpinan yang tidak konsisten. Jika kita sendiri ikut terbawa arus tidak konsisten dalam mengambil keputusan, maka masalah tidak akan selesai.

    4.Simpan bukti yang sudah disampaikan

Pimpinan pasti sibuk dengan pekerjaan sendiri. Oleh karena itu keberadaan kita membantu beliau. Ketika sudah ada keputusan dan pimpinan lupa terhadap hal yang sudah diputuskan, kita sebagai seorang sekretaris harus bisa mengingatkan hal yang sudah dikatakan. Bisa berupa catatan maupun recorder. Jika ada komunikasi via whatsapp atau email, bisa disimpan agar menjadi bukti atas apa yang sudah dikatakan tentunya hal ini akan menjadi pembelajaran untuk kita, sebagai sekretaris harus secara rapi mendokumentasikan seluruh hasil kerja dengan pimpinan.

    5.Minta persetujuan

    Setelah semua dicatat, mintalah tanda tangan atas hal yang sudah menjadi keputusan beliau. Hal ini juga dapat membantu agar beliau bisa mengingat dan menjadi bukti nyata bahwa keputusan tersebut memang ada dasarnya serta diberlakukan mulai periode kapan, tentunya akan tetap berlaku selama belum ada keputusan penggantinya.

Terkadang juga kita bisa mengatakan hal yang tidak konsisten tersebut secara langsung, tetapi jika hal ini memang benar-benar menggangu kita dan menjadikan performa kerja tidak bagus. Tetapi hal yang paling penting adalah memahami pimpinan kita dan bisa merubah adalah pilihan yang lebih bijak lagi. Karena jika pimpinan tidak konsisten akan perkataannya, maka akan berdampak pada akuntabilitas dan konsistensi perusahaan itu sendiri dimata pihak luar.

   For Further Information, Please Contact Us!