Articles

Read the articles about accounting,internal audit, tax, human resource,information and technology.

JANGAN TERLAMBAT MELAKUKAN KADERISASI

15 November 2018
Category: HUMAN RESOURCE
Penulis:         Kartika Anggraeni, S. Psi
JANGAN TERLAMBAT MELAKUKAN KADERISASI

Kata kaderisasi sudah sangat sering kita dengar bahkan dalam sebuah Organisasi semasa sekolah. Tapi mungkin banyak yang masih bertanya- tanya kenapa harus ada kaderisasi dalam setiap organisasi? Sebegitu pentingkah kaderisasi untuk organisasi? “Apakah kaderisasi itu merupakan sebuah keharusan ataukah kebutuhan?”

Kaderisasi dalam suatu organisasi bisa diibaratkan sebagai jantung dalam tubuh. Jantung adalah organ yang begitu central dalam keberlangsungan hidup, menyalurkan dan menjadi penopang. Begitu pula kaderisasi dalam organisasi. Rasanya sulit dibayangkan organisasi tanpa kaderisasi dapat berjalan dengan efisein atau bahkan dapatkah hidup? Kaderisasi sama artinya dengan menanam bibit. Untuk menghasilkan pemimpin bangsa di masa depan, pemimpin pada masanya harus menanam”.

Tentunya dihampir semua organisasi, terdapat bermacam-macam potensi dan kekurangan yang dimiliki oleh para anggota, baik anggota yang telah lamabergabungmaupun anggota muda. Namun tentunya semua kelebihan maupun kekurangan masih dapat diolah untuk bagaimana nantinya bisa terbentuk anggota yang mampu memanfaatkan potensi dan kekurangannya untuk mewujudkan visi dan misi organisasi.

Saat kita membaca buku maupun artikel terkait Kaderisasi yang membahas sistem kaderisasi dalam sebuah lembaga, terdapat sebuah proses yang hampir sama antara satu sama lain yaitu empat proses kaderisasi, diantaranya :

    1.Pengenalan.

    Sebelum karyawan melaksanakan job description dalam setiap departemen atau bidangnya, yang bersangkutan harus terlebih dahulu memahami apa fungsi dan peranan serta pentingnya departemen yang ada di dalam perusahaan. Tidak hanya itu, kita juga harus mengenalkan secara lebih detail cara sistem kerja (bisnis proses) perusahaan kepada setiap karyawan.

    2.Training

    Menjadi sebuah realita, ketika perusahaan mengadakan Open Recruitment untuk mengisi sebuah posisi namun ternyata yang mendaftar tidak banyak dan memiliki kompetensi yang berfariasi dan tidak sesuai dengan ekspektasi di struktur departemen yang kita rancang atau ketika kita diamanahi menduduki jabatan baru hasilnya tidak memuaskan. Tentunya kita masih bisa mengatasi masalah tersebut dengan membuat program training secara bertahap untuk para pemegang jabatan baru tersebut, sehingga mereka mencapai kompetensi yang cukup untuk memangku tugas dan tanggung jawabnya. Setiap training yang diberikan harus di-evaluasi dengan baik agar apa yang didapatkan dari hasil training tersebut dapat terukur dan dapat menghasilkan imbal balik untuk perusahaan, salah satunya dengan melakukan Job Assignment.

    3.Pengarahan

    Setelah karywan baru sudah memahami dan mendapatkan training, langkah selanjutnya adalah memberikan arahan terhadap cara kerja dan performa mereka. Agar karyawan tersebut tetap berada di dalam jalur pencapaian visi dan misi. Disini, peran dan sinergi antara Direksi, Kepada Departemen / Manajer dan HRD sangat penting.

    4.Pemantauan Kinerja

    Sebagai proses terakhir dalam proses kaderisasi adalah pemantauan kinerja. Hal ini dapat dilakukan oleh Departemen HRD. Banyak cara yang bisa dilakukan dengan Performance Appraisal Tahunan, Form KPI maupuan penilaian langsung 360° dari atasan.

    Dalam praktiknya, proses pemantauan kinerja karyawan biasanya terkesan sangat angker dan ketat. Untuk menjaga kenyamanan dan enjoyment level karyawan kita bisa memberikan reward/bonus produktifitas kepada para karyawan yang memiliki kinerja yang bagus dan memberikan penalty kepada karyawan yang kurang disiplin dalam kinerjanya.

   For Further Information, Please Contact Us!