Articles

Read the articles about accounting,internal audit, tax, human resource,information and technology.

Risk Management, Bagaimana Penanganan Yang Tepat Bagi Perusahaan?

09 November 2018
Category: ACCOUNTING
Penulis:         Arief Dharmawan, S.E.
Risk Management, Bagaimana Penanganan Yang Tepat Bagi Perusahaan?

Management Risk adalah pendekatan sistematis untuk menemukan dan memperlakukan risiko yang dihadapi oleh perusahaan. Manajemen risiko adalah bagian dari perencanaan keuangan (financial planning) yang paling penting.

Risiko dalam Risk management terbagi menjadi :

1.Operasional Risk adalah risiko yang timbul karena tidak berfungsinya sistem internal yang berlaku, kesalahan manusia, atau kegagalan sistem. Sumber terjadinya risiko operasional paling luas dibanding risiko lainnya yakni selain bersumber dari aktivitas di atas juga bersumber dari kegiatan operasional dan jasa, akuntansi, sistem tekhnologi informasi, sistem informasi manajemen atau sistem pengelolaan sumber daya manusia.

2.Hazard Risk ( bahaya ) adalah faktor –faktor yang mempengaruhi akibat akibat yang ditimbulkan dari suatu peristiwa. Hazard menimbulkan kondisi yang kondusif terhadap bencana yang menimbulkan kerugian. Dan kerugian adalah penyimpangan yang tidak diharapkan. Walaupun ada beberapa overlapping (tumpang tindih) di antara kategori-kategori ini, namun sumber penyebab kerugian (dan risiko) dapat diklasifikasikan sebagai risiko sosial, risiko fisik, dan risiko ekonomi. Menentukan sumber risiko adalah penting karena mempengaruhi cara penanganannya.

3.Financial Risk adalah resiko yang diderita oleh investor sebagai akibat dari ketidakmampuan emiten saham dan obligasi memenuhi kewajiban pembayaran dividen atau bunga atau bunga serta pokok pinjaman.

4.Strategic Risk adalah risiko terjadinya serangkaian kondisi yang tidak terduga yang dapat mengurangi kemampuan manajer untuk mengimplementasikan strateginya secara signifikan.

Tujuan manajemen risiko, yaitu :

1.Tersedianya perlindungan, akan kemungkinan terjadinya semua risiko ekonomi yang utama, misal kehilangan penghasilan karena kematian dini tulang punggung keluarga atau cacat tetap.

2.Rencana keuangan tidak terganggu, karena adanya musibah atau hal-hal yang tidak terduga.

3.Penghasilan yang sudah diperoleh (penghasilan aktif, hasil investasi dan penghasilan pasif) dapat difokuskan untuk meningkatkan kekayaan bersih (memperbanyak aset).

Hubungan Risk management dengan Fungsi Akuntansi

Manajemen risiko berkaitan erat dengan fungsi perusahaan lainnya (yaitu dengan fungsi: akunting, keuangan, marketing, produksi, personalia, engineering dan maintenance), karena bagian-bagian itu ada yang menciptakan risiko dan ada yang menjalankan sebagai fungsi manajemen risiko. Hubungan dengan fungsi akuntansi, meliputi :

1.Mengurangi kesempatan pegawai melakukan penggelapan, dengan jalan melakukan internal control dan internal audit.

2.Melalui rekening asset bagian accounting mengidentifikasikan dan megukur exposure kerugian terhadap harta.

3.Melalui penilaian rekening seperti rekening piutang, bagian accounting mengukur risiko piutang dan mengalokasikan cadangan dana exposure kerugian piutang.

Dalam penanganan suatu risiko terdapat beberapa tahapan, meliputi :

1.Identifikasi Risiko

Proses ini meliputi identifikasi risiko yang mungkin terjadi dalam suatu aktivitas usaha.

2.Analisa Risiko

Setelah melakukan identifikasi risiko, maka tahap berikutnya adalah pengukuran risiko dengan cara melihat potensial terjadinya seberapa besar severity (kerusakan) dan probabilitas terjadinya risiko tersebut.

3.Pengelolaan risiko

Jenis-jenis cara mengelola risiko:

a.Risk Avoidance

Memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas yang mengandung risiko sama sekali.

b.Risk Reduction

Risk reduction atau disebut juga risk mitigation yaitu merupakan metode yang mengurangi kemungkinan terjadinya suatu risiko ataupun mengurangi dampak kerusakan yang dihasilkan oleh suatu risiko.

c.Risk Transfer

Memindahkan risiko kepada pihak lain, umumnya melalui suatu kontrak (asuransi) maupun hedging.

d.Risk Deferral

Dampak suatu risiko tidak selalu konstan. Risk deferral meliputi menunda aspek suatu proyek hingga saat dimana probabilitas terjadinya risiko tersebut kecil.

e.Risk Retention

walaupun risiko tertentu dapat dihilangkan dengan cara mengurnagi maupun mentransfernya, namun beberapa risiko harus tetap diterima sebagai bagian penting dari aktivitas.

4.Penanganan risiko

a.High probability, high impact : risiko jenis ini umumnya dihindari ataupun ditransfer.

b.Low probability, high impact : respon paling tepat untuk tipe risiko ini adalah dihindari.

c.High probability, low impact : mitigasi risiko dan kembangkan contingency plan

d.Low probability, low impact : efek dari risiko ini dapat dikurangi, namun biayanya dapat saja melebihi dampak yang dihasilkan.

e.Contingency plan: Untuk risiko yang mungkin terjadi maka perlu dipersiapkan contingency plan seandainya benar-benar terjadi. Contingency plan haruslah sesuai dan proporsional terhadap dampak risiko tersebut.

5.Implementasi Manajemen Risiko

Setelah memilih respon yang akan digunakan untuk menangani risiko, maka saatnya untuk mengimplementasikan metode yang telah direncanakan tersebut.

6.Monitoring Risiko

Sangatlah penting untuk selalu memonitor proses dari awal mulai dari identifikasi risiko dan pengukuran risiko untuk mengetahui keefektifan respon yang telah dipilih dan untuk mengidentifikasi adanya risiko yang baru maupun berubah.

Satu hal yang paling penting terkait dengan manajemen risiko adalah setiap keputusan yang kita ambil tidak akan lepas dari konsekuensi, baik yang bersifat positif maupun negatif. Oleh karena itu, manajemen risiko harus didasarkan pada pemikiran yang logis, bukan keputusan emosional.Manajemen risiko (risk management) yang tepat membuat perusahaan menjadi lebih merasa aman dan nyaman dalam menghadapi potensi risiko yang bakal terjadi.

   For Further Information, Please Contact Us!