Articles

Read the articles about accounting,internal audit, tax, human resource,information and technology.

WELL-BEING’S PROGRAM “KEKINIAN” YANG COCOK BAGI PERUSAHAAN SAAT INI

22 September 2018
Category: HUMAN RESOURCE
Penulis:         Aini Nadiva, M. Psi
WELL-BEING’S PROGRAM “KEKINIAN” YANG COCOK BAGI PERUSAHAAN SAAT INI

Memasuki era revolusi industry saat ini dimana banyak situasi dan kondisi yang berubah, tidak terkecuali yang berhubungan dengan kesejahteraan atau wellbeing seorang pegawai ketika bekerja. Dulu karyawan akan merasa sejahtera apabila ada peningkatan karir diperusahaan yang berdampak pada bertambahnya nilai gaji serta fasilitas yang diberikan. Akan tetapi, berbeda dengan jaman sekarang, yang mana trend kesejahteraan bisa bermacam-macam bentuk, tidak hanya berkaitan dengan gaji, fasilitas kesehatan, dan lain sebagainya. Perubahan trend kesejahteraan ini sangat dipengaruhi oleh situasi yang sedang dirasakan oleh para pebisnis, yaitu disruption era. Isitilah disruption era diperkenalkan oleh Bapak Rhenal Kasali, yang menunjukkan tentang suatu kondisi dimana mau tidak mau, harus ada perubahan dalam “diri” kita, guna menjaga eksistensi perusahaan. Sebaliknya, jika kita kurang dapat menyesuaikan diri pada era tersebut, perusahaan kita akan mudah terkalahkan oleh perusaaan-perusahaan start-up yang mulai menguasai pasar ekonomi Indonesia.

Oleh sebab itu, kembali pada pembahasan di awal, perusahaan saat ini sedang gencar untuk menyusun strategi demi eksistensi perusahaan. Salah satu strategi mereka adalah dengan menyusun program well-being atau program kesejahteraan. Mengapa program well-being bisa berpengaruh pada eksistensi perusahaan? Alasannya ialah mayoritas yang berada di usia produktif dan menguasai sebagian besar posisi diperusahaan adalah generasi milenial. Generasi milenial memiliki ciri khas bahwa mereka senang beraktualisasi diri dimanapun berada, termasuksaat bekerja. Mereka cenderung akan senang ketika diapresiasi oleh social, sehingga banyak dari mereka menunjukkan eksistensi diri di media sosial. Guna menunjang hal tersebut, salah satunya adalah dengan memberikan fasilitas-fasilitas yang “kekinian”. Dengan demikian, kita bisa me-maintain para karyawan supaya lebih berkontribusi kepada perusahaan.

Kondisi yang dijelaskan di atas juga didukung oleh sebuah riset ditahun 2018 yang menyatakan bahwa, 25% karyawan kurang menunjukkan keterikatannya terhadap perusahaan, salah satunya dikarenakan pada well-being’s program yang melulu berkaitan dengan fasilitas kesehatan dan gaji besar. Adapun dari hasil riset tersebut menunjukkan bahwa 30% karyawan akan lebih engage apabila well-being’s program yang ditawarkan berdasarkan pada hasil komunikasi dan diskusi dua arah antara Manajemen dan Karyawan. Dan sebesar 46% karyawan akan lebih engage untuk bekerja apabila program kesejahteraan yang ada sesuai dengan keinginan dan harapan dari karyawan itu sendiri. Artinya, hampir 50% karyawan akan merasa lebih nyaman dan bertahan untuk bekerja apabila perusahaan dapat memfasilitasi program kesejahteraan yang sesuai dengan karakter mereka. Seperti apakah bentuk-bentuk program kesejahteraan tersebut ? Berikut adalah penjelasannya :

1.Social Media Application

Seperti yang kita ketahui, bahwa generasi millennial sangat menguasai ranah bisnis ekonomi saat ini. Oleh sebab itu, guna mendukung karakteristik para generasi millennial untuk eksistensi diri, perusahaan dapat memfasiltiasi mereka dalam hal penggunaan media social, namun masih dalam koridor terbatas. Artinya disini, karyawan dapat menggunakan media social sebagai alat dalam memasarkan perusahaan (employer branding), seperti halnya saat para karyawan meng-capture kegiatan kantor untuk kemudian ­di-post atau di-share kedalam media social dengan hashtag (#) khusus. Tidak hanya berkaitan dengan kegiatan kantor, berkenaan dengan strategi proses rekrutmen, juga bisa memanfaatkan media social dengan desain yang unik dan menarik perhatian, sehingga menarik peminat kandidat. Informasi ini bisa menjadi wacana bagi perusahaan, manfaat dari penggunaan media social, bahwa teknologi saat ini juga bisa digunakan sebagai salah satu strategi dalam memasarkan perusahaan dan membuat karyawan lebih nyaman dalam bekerja.

2.Online Learning for Upskill-Reskill-Upskill

Kondisi perusahaan terdahulu masih beranggapan bahwa peningkatan kemampuan karyawan seperti training atau workshop dapat dilakukan di luar perusahaan. Saat ini, kita bisa meningkatkan kemampuan tidak hanya melalui training atau workshop diluar perusahaan. Perusahaan dapat memberdayakan karyawan untuk mencari tema yang tepat dengan metode online sesuai bidang pekerjaannya, untuk kemudian di­-share bersama dengan tim yang ada di unitnya. Tidak hanya itu, dewasa ini juga sudah banyak fasilitas belajar dengan metode online, dan perusahaan dapat menggunakan fasilitas tersebut. Dengan demikian tidak perlu mengeluarkan biaya lebih untuk akomodasi, namun karyawan tetap bisa meningkatkan kemampuan karyawan. Hanya saja, kondisi ini perlu komitmen dari atasan yang besangkutan, supaya pada saat training online berlangsung, karyawan tersebut tidak diinterupsi pada hal-hal yang dapat mengganggu porses training online berlangsung.

3.Entertainment Bonus

Generasi mileniall sangat tergantung sekali dengan media social, hal ini tidak bisa kita pungkiri, karena karkateristik mereka untuk menunjukkan eksistensi diri membuat mereka berperilaku seperti demikian. Perusahaan dapat memanfaat kondisi ini untuk bisa memotivasi karyawan. Salah satunya adalah bentuk bonus yang berbeda ketika karyawan dapat mencapai suatu target pekerjaan. Bentuk bonus yang diberikan bisa disesuaikan dengan generasi karyawan tersebut, seperti untuk karyawan generasi baby boomers bisa diberikan dengan jatah hari libur diluar jatah cuti, supaya bisa istirahat bersama dengan keluarganya. Selanjutnya, untuk generasi X bisa diberikan tiket dan voucher untuk dapat berlibur ke suatu tempat yang bisa dinikmati dengan pasangan serta anak-anaknya. Dan untuk geenerasi millennial, bisa diberikan tiket dan voucher ke suatu tempat yang bisa memfasilitasi mereka untuk share di media sosial. Dengan adanya entertainment bonus ini, karyawan akan cenderung lebih termotivasi sehingga mereka akan all-out dalam bekerja berkontribusi bagi perusahaan.

Program kesejahteraan tidak hanya berpaku pada ketiga hal yang telah dipaparkan di atas, namun masih ada banyak lagi yang bisa digunakan oleh perusahaan dalam menerapkan well-being’s program. Hanya saja, yang perlu ditekankan dan dipahami oleh perusahaan dalam menjaga karyawan hingga eksistensi perusahaan adalah dengan mengevaluasi kembali terkait program kesejahteraan. Hal ini karena, sumber daya manusia (SDM) masih menjadi aset yang sangat dibutuhkan dalam proses bisnis perusahaan, maka perlu bagi perusahaan untuk memelihara SDM dengan memberikan fasilitas-fasilitas kesejahteraan yang lebih dibutuhkan pada era saat ini.

   For Further Information, Please Contact Us!