Articles

Read the articles about accounting,internal audit, tax, human resource,information and technology.

MEMBENTUK POLA KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PERUSAHAAN

04 June 2018
Category: HUMAN RESOURCE
Penulis:         Kita Sumanto, S.E
MEMBENTUK POLA KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PERUSAHAAN

Munculnya pesaing di industri sejenis menjadikan tantangan berat bagi manajemen suatu perusahaan. Terlebih bagi perusahaan yang mungkin selama ini melakukan monopoli perdagangan. Mengingat kondisi ekonomi bisnis saat ini sudah mulai terbuka untuk negara luar khususnya dilingkup Asia. Tentunya perusahaan wajib berbenah diri untuk menghadapi persaingan besar ini.

Salah satu yang dapat dilakukan perusahaan untuk menghadapi persaingan ini adalah menjadikan perusahaannya sebagai sebuah lingkungan yang diidamkan oleh karyawan. Mengapa begitu? Karena dengan memiliki sumber daya manusia yang handal dan loyal, perusahaan dapat berkembang baik mengikuti arus persaingan bisnis yang ada. Dalam hal ini, terdapat beberapa contoh perusahaan yang selalu masuk dalam jajaran perusahaan idaman Indonesia, antara lain Pertamina, Unilever, Google Indonesia, Bank Mandiri dan lain lain.

Menurut survey yang pernah dilakukan oleh lembaga yang berkaitan dengan SDM seperti Jobstreet maupun Jobplanet, rata-rata faktor penentu perusahaan dikatakan sebagai perusahaan idaman adalah fasilitas yang diberikan (gaji dan tunjangan), jenjang karier, budaya kerja, sistem manajemen perusahaan, keseimbangan kerja, serta yang paling mendominasi adalah terkait efektifitas komunikasi organisasi antar lintas jabatan di dalam perusahaan.

Komunikasi efektif merupakan syarat utama bagi perusahaan apabila ingin mencapai target yang ditetapkan. Hal ini menjadi salah satu acuan karena apabila komunikasi berjalan efektif maka setiap individu dalam organisasi akan memiliki tanggung jawab untuk berperan aktif dalam menyukseskan program kerja perusahaan. Oleh karena itu karyawan dapat merasa ada ruang keterlibatan yang diberikan perusahaan untuk membantu kesuksesan perusahaan dan pada akhirnya akan timbul perasaan bahwa karyawan merasa sangat dibutuhkan.

Membangun perasaan bahwa “karyawan dibutuhkan” tersebutlah perlu dilakukan oleh perusahaan. Lalu, yang menjadi “PR” perusahaan saat ini adalah bagaimana cara mengembangkan pola komunikasi di dalam organisasi perusahaan?

  1. Perusahaan wajib menyampaikan strategy, goals dan value kepada karyawan. Pada sisi ini, karyawan berharap top management dapat menyampaikan informasi secara jelas mengenai rencana jangka pendek maupun jangka panjang perusahaan, target perusahaan, serta kondisi-kondisi yang sedang dialami perusahaan. Hal ini dilakukan supaya karyawan mengetahui “apa” tujuan perusahaan secara jelas. Namun tentu saja penyampaian informasi ini harus dilakukan secara rutin minimal satu bulan sekali dan dikemas secara menarik.
  2. Perusahaan wajib memberitahukan performance masing-masing karyawan. Di era milenial saat ini, karyawan lebih cenderung membutuhkan adanya evaluasi kinerja. Evaluasi tersebut bisa dikomunikasikan secara rutin setiap tahun sehingga karyawan mengetahui apa yang menjadi kekurangannya sehingga dapat diperbaiki di periode mendatang. Selain itu, pimpinan pun wajib menyampaikan adanya kesempatan besar yang dimiliki karyawan untuk mengembangkan kompetensinya serta memiliki jenjang karir baik dalam perusahaan.
  3. Perusahaan wajib memberikan dukungan bagi karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Dukungan ini tidak melulu dalam bentuk sarana dan prasarana kerja, namun yang paling penting adalah bagaimana menciptakan suasana kerja nyaman sehingga membuat karyawan merasa terus bersemangat dalam menghasilkan inovasi dan ide kreatif guna mendukung kemajuan perusahaan.
  4. Perusahaan wajib memberikan informasi terhadap nilai-nilai perusahaan sehingga karyawan dapat mengenali dan memahami nilai tersebut serta mendukung penerapannya ke dalam rutinitas yang dilakukan.
  5. Perusahaan wajib melibatkan karyawan secara penuh dalam mencapai target. Hal yang sering diabaikan pimpinan adalah bagaimana anggota timnya bisa memiliki keterlibatan penuh dalam mencapai target perusahaan. Hal ini dikarenakan para pimpinan seringkali lalai dalam mengomunikasikan tugas serta tanggung jawab anggota timnya, sehingga karyawan sering kali merasa “tidak berguna” karena tidak dapat memberikan kontribusi apapun ke perusahaan. Padahal yang terjadi karena pimpinan tidak mengomunikasikan peran yang harus dimainkan oleh anggota timnya.
  6. Perusahaan wajib mendengarkan keluhan karyawan dan menunjukkan komitmen bahwa keluhan tersebut akan ditindaklanjuti. Hal ini menjadi penting karena penanganan keluhan karyawan saat ini menjadi isu krusial dalam pengelolaan komunikasi organisasi. Dimana keluhan karyawan sering diabaikan dan dianggap “angin lalu” saja. Akibatnya karyawan menjadi hilang kepercayaan kepada pimpinan dan lebih memilih untuk menutupi suatu permasalahan daripada harus mengomunikasikan kepada pimpinan tanpa ada solusi. Ajang coaching dan mentoring bisa menjadi media untuk melakukan komunikasi dua arah yang efektif. Dimana dari sisi karyawan dan pimpinan akan memiliki kesempatan yang sama untuk berbicara dan mendengarkan satu sama lain.

Terciptanya efektifitas komunikasi dalam perusahaan berawal dari pucuk pimpinan organisasi. Pimpinan organisasi harus bisa menjadi role model dalam penerapan komunikasi yang efektif dengan memberikan ruang bagi terciptanya komunikasi dua arah.

Tidak bisa dipungkiri bahwa fasilitas yang diberikan perusahaan kepada karyawan tentu menjadi magnet tersendiri bagi karyawan. Namun, yang membuat seorang karyawan bertahan dalam satu perusahaan tidak semata-mata ditentukan oleh besarnya fasilitas yang diperoleh, tetapi juga seberapa besar kepedulian perusahaan dalam pengembangan karyawan sebagai aset perusahaan.

   For Further Information, Please Contact Us!